Mempersiapkan
Perbaikan Konektifitas Jaringan pada PC yang Bermasalah
Persiapan
untuk melakukan perbaikan konektifitas jaringan pada komputer client yang
bermasalah harus terlebih dahulu mengetahui peralatan-peralatan yang akan
digunakan dan dibutuhkan dalam jaringan tersebut. Selain peralatan dalam proses
perbaikan konektifitas kita juga harus mengetahui jenis topologi jaringan yang
digunakan oleh komputer client tersebut. Hal ini dilakukan agar dalam proses
persiapan dan proses perbaikan kita tidak menggunakan sistem trial and error
yang berarti kita hanya mencoba-coba saja tanpa mengetahui permasalahan yang
dihadapi sebenarnya. Pada pembahasan berikut akan membahas tentang persiapan perbaikan
konektiftas pada jaringan dengan topologi Bus dan Star. Alasan pembahasan hanya
pada jaringan dengan topologi Bus dan Star karena kedua jaringan paling bayak
digunakan.
1.
Persiapan Perbaikan Konektivitas pada Jaringan dengan Topologi Bus
Merupakan
topologi fisik yang menggunakan kabel Coaxial dengan menggunakan T-Connector
dengan terminator 50 ohm pada ujung jaringan. Topologi bus menggunakan satu
kabel yang kedua ujungnya ditutup serta sepanjang kabel terdapat node-node.
Karakteristik
topologi Bus adalah:
- merupakan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup dimana sepanjang kabel terdapat node-node.
- Paling prevevalent karena sederhana dalam instalasi
- Signal merewati 2 arah dengan
satu kabel kemungkinan terjadi
collision (tabrakan data atau tercampurnya data). - Permasalahan terbesar jika
terjadi putus atau longgar pada salah
satu konektor maka seluruh jaringan akan berhenti - Topologi Bus adalah jalur transmisi dimana signal diterima dan
- dikirim pada setiap alat/device yang tersambung pada satu garis lurus (kabel), signal hanya akan ditangkap oleh alat yang dituju, sedangkan alat lainnya yang bukan tujuan akan mengabaikan signal tersebut/hanya akan dilewati signal.
Persiapan
yang dilakukan adalah dengan mempersiapkan peralatannya. Peralatan atau bahan
yang dibutuhkan untuk jaringan dengan Topologi Bus adalah:
a)
Kartu Jaringan (Network Interface Card/ LAN Card)
Sebuah
kartu jarinagn (LAN Card) yang terpasang pada slot ekspansi pada sebuah
motherboard komputer server maupun workstation (client) sehingga komputer dapat
dihubungkan kedalam sistem jaringan. Dilihat dari jenis interface-nya pada PC
terdapat dua jenis yakni PCI dan ISA.
b)
Kabel dan konektor
Kabel
yang digunakan untuk jaringan dengan topologi Bus adalah menggunakan kabel
coaxial. Kabel coaxial menyediakan perlindungan cukup baik dari cross talk (
disebabkan medan listrik dan fase signal) dan electical inteference (berasal
dari petir, motor dan sistem radio) karena terdapat semacam pelindung
logam/metal dalam kabel tersebut.
Jenis kabel coaxial diantaranya kabel TV (kabel Antena), thick coaxial dan thin coaxial kecepatan transfer rate data maximum 10 mbps.
Jenis kabel coaxial diantaranya kabel TV (kabel Antena), thick coaxial dan thin coaxial kecepatan transfer rate data maximum 10 mbps.
Kabel
Coaxial atau kabel RG-58 atau kabel 10base2 (ten base two) memiliki jangkauan
antara 300 m dan dapat mencapai diatas 300m dengan menggunakan repeater. Untuk
dapat digunakan sebagai kabel jaringan harus memenuhi standar IEEE 802.3
10BASE2, dengan diameter rata-rata berkisar 5 mm dan biasanya berwarna gelap.
Konektor
yang digunakan dalam jaringan Topologi Bus adalah dengan menggunakan konektor
BNC. Konektor BNC ada 3 jenis yakni:
- Konektor BNC Konektor BNC yang dipasangkan pada ujung-ujung kabel coaxial.
- TerminatorBNC Konektor BNC dipasangkan pada ujung-ujung Jaringan dengan Topologi Bus yang memiliki nilai hambatan 50 ohm.
- TBNC Adalah konektor yang dihubungkan ke kartu jaringan (LAN Card) dan ke Konektor BNC ataupun ke terminator untuk ujung jaringan.
2.
Persiapan Perbaikan konektifitas pada Jaringan dengan topologi Star
Topologi
Star adalah topologi setiap node akan menuju node pusat/ sentral sebagai
konselor. Aliran data akan menuju node pusat baru menuju ke node tujuan.
Topologi
ini banyak digunakan di berbagai tempat karena memudahkan untuk menambah,
megurangi dan mendeteksi kerusakan jaringan yang ada. Panjang kabel tidak harus
sesuai (matching). Kerugian terjadi pada panjang kabel yang dapat menyebabkan
(loss effect) karena hukum konduksi, namun semua itu bisa diabaikan.
Karateristik
topologi Star adalah:
- Setiap node berkomunikasi langsung dengan central node, traffic data mengalir dari node ke central node dan kembali lagi.
- Mudah dikembangkan karena setiap node hanya memiliki kabel yang langsung terhubung ke central node.
- Keunggulan jika terjadi kerusakan pada salah satu node maka hanya pada node tersebut yang terganggu tanpa mengganggu jaringan lain
- Dapat digunakan kabel lower karena hanya menghandle satu traffic node dan biasanya menggunakan kabel UTP.
Persiapan
yang harus dilakukan adalah mempersiapkan peralatannya. Peralatan atau bahan
yang dibutuhkan untuk jaringan dengan Topologi Bus adalah:
1.
Kartu Jaringan (Network Interface Card/ LAN Card)
Sebuah
kartu jaringan (LAN Card) yang terpasang pada slot ekspansi pada sebuah
motherboard komputer server maupun workstation (client) sehingga komputer dapat
dihubungkan kedalam sistem jaringan. Dilihat dari jenis interface-nya untuk
jaringan menggunakan topologi star menggunakan kartu jaringan jenis PCI.
2.
Kabel dan Konektor
Kabel
yang digunakan dalam Jaringan dengan topologi star adalah UTP (Unshielded
Twisted Pair). Merupakan sepasang kabel yang dililit satu sama lain dengan
tujuan mengurangi interferensi listrik yang terdapat dari dua, empat atau lebih
pasang (umumnya yang dipakai dalam jaringan adalah 4 pasang / 8 kabel). UTP
dapat mempunyai transfer rate 10 mbps sampai dengan 100 mbps tetapi mempunyai
jarak pendek yaitu maximum 100m. Umumya di Indonesia warna kabel yang terlilit
adalah (orangeputih orange), (hijau-putih hijau), (coklat-putih coklat) dan
(biruputih biru).
Konektor
yang digunakan dalam jaringan Topologi star dengan kabel UTP (Unshielded
Twisted Pair) yakni menggunakan konektor RJ 45 dan untuk mengepres kabel
menggunakan tang khusus yakni Cramping tools.
Memperbaiki
Konektifitas Jaringan pada PC
Perbaikan
konektifitas merupakan tindakan untuk memperbaiki atau menghubungkan komputer client
dengan komputer jaringan. Tindakan yang dilakukan adalah termasuk pemasangan
dan konfigurasi ulang perangkat yang diganti.
Pada
pembahasan berikut akan membahas pada perbaikan konektifitas pada jaringan
dengan Topologi Bus dan Topologi Star. Hal ini dilakukan untuk lebih
memperdalam bahasan sesuai dengan kegiatan belajar yang pertama.
Tindakan perbaikan konektifitas jaringan melalui beberapa tahap yakni:
Tindakan perbaikan konektifitas jaringan melalui beberapa tahap yakni:
1)
Pemasangan Kartu Jaringan (LAN Card) pada Motherboard
Pemasangan
Kartu jaringan pada motherboar disesuaikan dengan kartu jaringan yang dimiliki
apakah menggunakan model ISA atau PCI. Kartu jaringan model ISA tidak dapat
dipasangkan pada slot PCI dan sebaliknya. Jadi pemasangan kartu jaringan harus
sesuai dengan slot ekspansinya. Karena ukuran slot ekspansi yang tidak sama
maka mempermudah dalam pemasangan sehingga tidak mungkin tertukar. Pemasangan
kartu jaringan dapat dilakukan pada slot manapun selama slot tersebut tidak
dipakai oleh komponen lain atau masih kosong. Karena apabila anda memindah komponen
yang sudah ada maka saat menghidupkan komputer windows akan mendeteksi ulang
pada seluruh komponen sehingga akan melakukan inisialisasi ulang ini terjadi
pada windows 98, Windows 2000 dan windows XP.
2)
Pemasangan Kabel pada Konektor
- Pemasangan Kabel Coaxial dan
Konektor BNC
Pemasangan Kabel Coaxial dan konektor BNC harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai terjadi short atau hubung singkat karena dapat menyebabkan kabel yang kita buat membuat sistem jaringan menjadi down. Pengecekan apakah kabel tersebut dalam kondisi yang baik atau tidak putus ditengah juga harus dilakukan karena ini juga sebagai antisipasi supaya tidak terjadi kegagalan konektifitas. Pengecekan dapat dilakukan dengan multimeter pada kedua ujung apakah ada short atau putus tidak. Jika tidak ada maka dapat dilakukan penyambungan Kabel Coaxial pada konektor BNC. Setelah selesai penyambungan Kabel Coaxial pada konektor BNC harus di cek lagi apakah ada short atau putus dalam kabel tersebut dengan menggunkan multimeter. - Pemasangan Kabel UTP dan
Konektor RJ 45
Pemasangan Kabel UTP dan Konektor RJ 45 untuk jaringan susunan kabel harus dilakukan standarisasi dengan tujuan untuk mempermudah dalam penambahan jaringan baru tanpa harus melihat susunan yang dipakai jika telah menggunakan standarisasi pengurutan kabel UTP ke konektor RJ 45.
Pengkabelan
menggunakan Kabel UTP terdapat dua metode yaitu:
1.
Kabel Lurus (Straight Cable)
Kabel lurus (Straight Cable) adalah sistem pengkabelan antara ujung satu dengan yang lainnya adalah sama. Kabel lurus (Straight Cable) digunakan untuk menghubungkan antar workstation (Client) dengan Hub/Switch.
Kabel lurus (Straight Cable) adalah sistem pengkabelan antara ujung satu dengan yang lainnya adalah sama. Kabel lurus (Straight Cable) digunakan untuk menghubungkan antar workstation (Client) dengan Hub/Switch.
2.
Kabel Silang (Crossover Cable)
Kabel Silang (Crossover Cable) adalah sistem pengkabelan antara ujung satu dengan yang lainnya saling disilangkan antar pengiriman (Transmiter) data dan penerima (Resiver) data. Kabel pengiriman data ujung satu akan diterima oleh penerima data pada ujung kedua begitupula sebaliknya penerima data satu merupakan pengirim data ujung kedua. Kabel Silang (Crossover Cable) digunakan untuk menghubungkan Hub/Switch dengan Hub/Switch atau antar dua komputer tanpa menggunakan hub.
Kabel Silang (Crossover Cable) adalah sistem pengkabelan antara ujung satu dengan yang lainnya saling disilangkan antar pengiriman (Transmiter) data dan penerima (Resiver) data. Kabel pengiriman data ujung satu akan diterima oleh penerima data pada ujung kedua begitupula sebaliknya penerima data satu merupakan pengirim data ujung kedua. Kabel Silang (Crossover Cable) digunakan untuk menghubungkan Hub/Switch dengan Hub/Switch atau antar dua komputer tanpa menggunakan hub.
3)
Pemasangan Konektor pada sistem Jaringan
- Pemasangan Kabel Coaxial dengan
konektor BNC pada Jaringan dengan topologi Bus
Pemasangan Kabel Coaxial dengan konektor BNC pada Jaringan dengan topologi Bus yang menggunakan T-Connector dengan terminator 50 ohm pada ujung jaringan. Topologi bus menggunakan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup dimana sepanjang kabel terdapat node-node. - Pemasangan Kabel UTP dengan
Konektor RJ 45 pada Jaringan dengan Topologi Star
Pemasangan Kabel UTP dengan konektor RJ 45 pada Topologi Star adalah setiap node akan menuju node pusat/ sentral sebagai konselor. Aliran data akan menuju node pusat baru menuju ke node tujuan. Topologi ini banyak digunakan di berbagai tempat karena memudahankan untuk menambah, megurangi atau mendeteksi kerusakan jaringan yang ada.
4)
Seting konfigurasi (penginstalan driver kartu jaringan, pemilihan Protocol,
Pengisian IP Address, subnet mask dan workgroup.
Apabila
secara hardware semua telah terpasang dengan baik maka langkah selanjutnya
adalah konfigurasi secara software yang dapat dilakukan dengan cara:
a)
Penginstallan Driver Kartu Jaringan (LAN Card)
Penginstalan driver dilakukan apabila kartu jaringan belum terdeteksi dikarenakan tidak suport Plug and Play (PnP). Hal ini disebabkan karena driver dari sistem operasi (98/Me) yang digunakan tidak ada sehingga memerlukan driver bawaan dari kartu jaringan tersebut. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara:
Klik start pada windows 98/me >> setting >> Control Panel
Penginstalan driver dilakukan apabila kartu jaringan belum terdeteksi dikarenakan tidak suport Plug and Play (PnP). Hal ini disebabkan karena driver dari sistem operasi (98/Me) yang digunakan tidak ada sehingga memerlukan driver bawaan dari kartu jaringan tersebut. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara:
Klik start pada windows 98/me >> setting >> Control Panel
b)
Pemilihan Protocol
Biasanya setelah melakukan instalasi kartu jaringan (LAN Card) dengan baik secara otomatis akan memasukkan protocol TCP/IP dikotak dialog tersebut ( Gambar 21) namun apabila belum maka dapat dilakukan cara-cara berikut:
Biasanya setelah melakukan instalasi kartu jaringan (LAN Card) dengan baik secara otomatis akan memasukkan protocol TCP/IP dikotak dialog tersebut ( Gambar 21) namun apabila belum maka dapat dilakukan cara-cara berikut:
c)
Pengisian IP Address dan Subnetmask
IP Address merupakan alamat komputer yang unik dalam sistem jaringan. Karena dalam sistem jarigan yang dituju adalah IP Address sehingga jika terjadi IP Address yang sama maka kedua komputer cross penggunaan alamat yang sama.
IP Address merupakan alamat komputer yang unik dalam sistem jaringan. Karena dalam sistem jarigan yang dituju adalah IP Address sehingga jika terjadi IP Address yang sama maka kedua komputer cross penggunaan alamat yang sama.
Kelas
Alamat IP Address
IP
Address dikelompokkan menjadi lima kelas; Kelas A, Kelas B, Kelas C, Kelas D,
dan Kelas E. Perbedaan pada tiap kelas tersebut adalah pada ukuran dan
jumlahnya. IP Kelas A dipakai oleh sedikijaringan, tetapi jaringan ini memiliki
jumlah host yang banyKelas C dipakai untuk banyak jaringan, tetapi jumlah host
sedikit, Kelas D dan E tidak banyak digunakan. Setiap alamat IP terdiri dari
dua field, yaitu:
- Field NetId; alamat jaringan logika dari subnet dimana komputer dihubungkan
- Field HostId; alamat device logical secara khusus digunakan untuk mengenali masing-masing host pada subnet.
d)
Pemilihan Workgroup
Pemilihan workgroup untuk menentukan kelompok mana yang kita hubungai. Workgroup dapat juga disebut nama Jaringan yang ada jadi untuk masuk sistem harus menuju ke nama jaringan yang dituju apabila tidak maka juga tidak masuk dalam sistem jaringan tersebut.
Pemilihan workgroup untuk menentukan kelompok mana yang kita hubungai. Workgroup dapat juga disebut nama Jaringan yang ada jadi untuk masuk sistem harus menuju ke nama jaringan yang dituju apabila tidak maka juga tidak masuk dalam sistem jaringan tersebut.
Memeriksa,
Menguji & Pembuatan Laporan Hasil Pemeriksaan dan Perbaikan Konektifitas
Jaringan pada PC
Tindakan
yang dilakukan setelah konfigurasi sistem selesai dapat dilakukan tindakan
akhir yakni:
1) Pemeriksaan ulang konfigurasi jaringan
1) Pemeriksaan ulang konfigurasi jaringan
2)
Pengujian konektifitas jaringan
3)
Pembuatan laporan hasil perbaikan pekerjaan yang telah
dilakukan
dilakukan
Dengan
tindakan-tindakan tersebut diatas diharapkan perbaikan konektifitas dapat
teruji dan handal sehingga tidak menggangu jaringan yang telah ada.
Tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk mengetahui apakah konektifitas
yang telah dilakukan berhasil dapat dilakukan dengan cara:
A.
Pemeriksaan ulang konfigurasi jaringan Pemeriksaan ulang konektifitas jaringan
merupakan tindakan pengecekan ulang kembali dari proses paling awal yakni:
a)
Memeriksa pemasangan kartu jaringan (LAN Card) apakah telah terpasang dengan
baik atau tidak
b)
Memeriksa Pemasangan konektor Kabel pada hub/switch atau konektor lain tidak
mengalami short atau open,
c)
Pemasangan konektor tidak longgar
d)
Setting dan konfigurasi kartu jaringan secara software telah
benar sesuai dengan ketentuan jaringan sebelumnya baik dari instalasi driver kartu jaringan, Konfigurasi IP Address, Subnet mask dan Workgroup yang digunakan.
benar sesuai dengan ketentuan jaringan sebelumnya baik dari instalasi driver kartu jaringan, Konfigurasi IP Address, Subnet mask dan Workgroup yang digunakan.
Apabila
semua telah terpasang dengan baik dan benar maka langkah selanjutnya adalah
pengujian konektifitas jaringan.
B.
Pengujian konektifitas jaringan
Pengujian
atau pengetesan jaringan dilakukan untuk mengetahui apakah komputer yang kita
konektifitaskan telah berhasil masuk dalam sistem jaringan yang dituju.
Dalam
menu network tersebut kita gunakan Fine Computer dimana kita akan melakukan
pencarian berdasarkan nama komputer yang ada dalam jaringan saat penentuan
identification pada saat penentuan workgroup.
Pada
dialog find computer kita mencari berdasarkan nama komputer yang dicari. Hasil
pencarian akan ditampilkan berupa daftar komputer yang telah sesuai dengan nama
yang kita masukkan.
Cara
pengujian hasil koneksi jaringan dapat pula dilakukan dengan cara double klik
pada icon Network Neighborhood akan didapatkan daftar nama komputer yang telah
masuk dalam jaringan sampai saat pengaksesan tersebut.
Cara
lain yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah komputer tersebut telah
terhubung dengan jaringan adalah dengan masuk pada windows explorer disana akan
memberikan informasi secara lengkap.
Pengujian
dapat pula dilakukan dengan menggunakan Ms Dos untuk melihat konfigurasi pada
TCP/IP. Pada windows Ms Dos ketikkan C:>IPCONFIG/ALL (IP
Configuration)
IPCONFIG
(IP Configuration) memberikan informasi hanya pengalamatan TCP/IP pada konputer
tersebut saja. Dari gambar tersebut bahwa komputer tersebut memiliki nomor IP
Addres adalah 10.1.1.7 dan Subnet Masknya adalah 255.255.255.0 Untuk informasi
yang lebih lengkap dapat juga dilakukan dengan mengetikkan pada Ms Dos
adalah C:> IPCONFIG/ALL|MORE.
Dari
tampilan IPCONFIG secara keseluruhan (all) dapat diperoleh informasi bahwa :
a)
Host Name (Nama Komputer) adalah Komp_7
b)
Diskripsi Kartu jaringannya adalah menggunakan Realtek
RTL8029(AS) jenis Eternet Adapter.
RTL8029(AS) jenis Eternet Adapter.
c)
Physical Adapter adalah 00-02-44-27-25-73
d)
IP Addres adalah 10.1.1.7
e)
Subnet Masknya adalah 255.255.255.0
Untuk
mendeteksi apakah hubungan komputer dengan jaringan sudah berjalan dengan baik
maka dilakukan utilitas ping. Utilitas Ping digunakan untuk mengetahui
konektifitas yang terjadi dengan nomor IP address yang kita hubungi.
Perintah
ping untuk IP Address 10.1.1.1, jika kita lihat ada respon pesan Replay
from No IP Address 10.1.1.1 berarti IP tersebut memberikan balasan atas
perintah ping yang kita berikan. Diperoleh Informasi berapa kapasitas
pengiriman dengan waktu berapa lama memberikan tanda bahwa perintah untuk
menghubungkan ke IP Address telah berjalan dengan baik.
Apabila
alamat yang dihubungi tidak aktif atau tidak ada maka akan ditampilkan data
Request Time Out (IP Address tidak dikenal).
Berarti
komputer tersebut tidak dikenal dalam sistem jaringan, atau sedang tidak aktif.
Setelah melakukan pengujian pada sistem jaringan setiap komputer telah dapat
terhubung dengan baik. Sistem jaringan tersebut dapat digunakan untuk sharing
data ataupun printer, modem (Internet) dan sebagainya.
Sharing
dimaksudkan untuk membuka jalan untuk komputer client lain mengakses atau
menggunakan fasilitas yang kita miliki.
Untuk dapat melakukan sharing data dapat dengan cara masuk ke windows explorer pilih data atau directory yang akan disharingkan kemudian klik kanan lalu klik sharing.
Untuk dapat melakukan sharing data dapat dengan cara masuk ke windows explorer pilih data atau directory yang akan disharingkan kemudian klik kanan lalu klik sharing.
Dengan
sharing sistem jaringan dapat menggunakan 1 unit printer untuk mencetak data
dari setiap komputer client sehingga memotong ongkos biaya untuk pembelian
printer yang banyak.
Sebagai
contoh sebuah komputer telah mensharing drive A, C, D, E, G dan sebuah printer
canon berarti komputer tersebut membuka akses untuk setiap komputer dapat
melihat, membuka dan menggunakan fasilitas printer yang ia miliki.
Melakukan Instalasi Operasi Jaringan Berbasis GUI
Proses instalasi
yang dipilih di sini menggunakan metoda dari CDROM
sebagai media
penyimpan file master instalasi. Untuk dapat
melakukan
instalasi sistem operasi Linux Redhat 9 dari CD-ROM,
langkah pertama
yang dilakukan adalah mengatur BIOS agar booting
dari CD-ROM.
Untuk melakukan
pengaturan BIOS tekan tombol [DELETE] pada saat
komputer pertama
kali booting sehingga muncul tampilan sebagai
berikut :
Gambar 8. Menu
Pengaturan BIOS Komputer
Pilihlah menu
Advanced BIOS Features sehingga akan muncul tampilan
setting BIOS
sebagai berikut :
Gambar 9. Tampilan
Mengatur Boot dari CD
Pilihlah urutan
booting komputer yang pertama kali dari CDROM
seperti gambar di
atas lalu menyimpan setting BIOS.
Setelah melakukan
setting BIOS masukkan CD #1 Master Linux Redhat
9 lalu komputer di
restart sehingga komputer akan booting dari CDROM.
Setelah komputer
booting dari CD, maka akan muncul menu
tampilan pemilihan
mode instalasi seperti gambar di bawah :
Gambar 10. Menu
Pilihan Mode Instalasi Redhat Linux 9
Dalam menu ini ada
3 pilihan yaitu mode instalasi dengan GUI atau
instalasi berbasis
text atau option 3. Untuk melakukan proses instalasi
berbasis text
pilihlah menu kedua dengan menuliskan Linux text lalu
tekan tombol
<ENTER>
Setelah memilih
pilihan kedua yaitu mode text, maka akan dibawa ke
menu instalasi
Redhat 9 untuk melakukan pengecekan CD master
instalasi yang
akan digunakan sebagai master instalasi. Untuk
melakukan
pengecekan CD master dapat dipilih menu OK. Jika CD
Master instalasi
Redhat 9 dalam keadaan baik dapat dapat dipilih
SKIP.
Gambar 11. Menu
Selamat Datang Instalasi Redhat Linux 9
Jika memilih OK
maka sistem akan melakukan pengecekan CD Master
instalasi apakah
masih baik atau ada kerusakan. Proses pengecekan
memerlukan waktu
yang cukup lama tergantung pada kecepatan baca
CDROM untuk itu
proses pengecekan CD master ini dapat dilewati
sehingga akan
mempercepat proses instalasi.
Gambar 12. Proses
Pengecekan CD Master Redhat Linux 9
Setelah selesai
melakukan pengecekan atau melewati menu
pengecekan CD,
maka akan muncul tampilan selamat datang seperti
berikut ini :
Gambar 13. Proses
Pengecekan CD Master Redhat Linux 9
Dalam menu ini
hanya ada satu pilihan yaitu OK sehingga harus dipilih
dengan menekan
tombol <ENTER>
Gambar 14. Menu Pilihan
Bahasa
Pilih salah satu
bahasa yang anda kuasai untuk melakukan proses
instalasi. Sebagai
default adalah bahasa Inggris.
Gambar 15. Menu
Pilihan Mouse yang Digunakan
Gambar 16. Menu
Pilihan Mouse yang Digunakan
Sistem instalasi
akan mendeteksi mouse yang digunakan sesuai
dengan yang
digunakan. Kebetulan pada saat instalasi digunakan
mouse PS/2 scroll
sehingga akan muncul seperti tampilan di atas.
Gambar 17. Menu
Pilihan Mouse yang Digunakan
Gambar 18. Menu
Pilihan Kegunaan Sistem
Instalasi Redhat
Linux 9 menyediakan 4 pilihan jenis instalasi yaitu
sebagai Personal
Komputer, sebagai Workstation, Sebagai Server atau
Custom. Untuk
sistem operasi jaringan maka pilihlah sebagai server
seperti gambar di
atas.
Gambar 19. Menu
Pilihan Partisi Harddisk
Dalam instalasi
Redhat Linux 9, diperlukan partisi hardisk minimal
menjadi 2 yaitu
untuk /root dan swap. Untuk membuat partisi dapat
dilakukan secara
otomatik maupun manual.
Gambar 20. Menu
Konfirmasi Pembuatan Partisi Harddisk
Jika hardisk yang
digunakan sudah mempunyai partisi dengan format
lain seperti Fat
16 untuk Windows 97, Fat 32 untuk win 98, ME atau
NTFS untuk Win XP,
2000 dan NT, maka anda dapat mempertahankan
partisi sebelumnya
dengan memilih pilihan Keep all partition and
use existing free space.
Pilihan Remove
all partition on this system akan menghapus
semua partisi
dalam hardisk sehingga semua data akan hilang. Jika
hardisk yang
digunakan untuk melakukan instalasi masih kosong
sebaiknya pilih
menu ini.
Gambar 21. Pesan
Kesalahan Kegagalan Membuat Partisi
Gambar 22. Pesan
Kesalahan Kegagalan Partisi Secara Otomatis
Jika mengalami
proses pembuatan partisi hardisk mengalami
kegagalan, maka
dapat dilakukan pengulangan proses partisi dengan
kembali ke menu
sebelumnya.
Gambar 23. Menu
Pembuatan Partisi Secara Manual Dengan Disk
Druid
Proses partisi
hardisk dapat dilakukan secara manual dengan fasilitas
disk druid seperti
pada gambar di atas. Dengan Disk Druid ini dapat
dibuat partisi
sesuai dengan kebutuhan.
Gambar 24. Menu
Pembuatan Partisi Secara Manual Dengan Disk
Druid
Dalam gambar di
atas terlihat bahwa hardisk yang digunakan telah
memiliki partisi
sebanyak 3 yaitu masing-masing menggunakan format
NTFS. Untuk
membuat partisi baru pilih menu [NEW], untuk
mengubah format
partisi pilihlah [EDIT], dan untuk menghapus partisi
yang sudah ada
pilih [DELETE].
Gambar 25. Partisi
Secara Manual dengan Disk Druid
Gambar 26. Menu
Pilihan Partisi Secara Manual dengan Disk Druid
Gambar 27.
Pengaturan Partisi Secara Manual dengan Disk Druid
Gambar 28.
Pengaturan Partisi Secara Manual dengan Disk Druid
Setelah anda
melakukan proses partisi hardisk maka hasilnya akan
terlihat seperti
gambar di atas yang minimal terdiri dari 2 partisi utama
yaitu /root dan
swap. Dalam instalasi sistem operasi berbasis Linux
biasanya digunakan
partisi yang cukup banyak yaitu /root, /boot,
/home, /var, /usr
dan swap.
Setelah proses
partisi selesai dilakukan baik secara otomatis maupun
manual, maka
proses selanjutnya adalah pemilihan Boot Loader.
Boot loader
merupakan software yang pertama kali dijalankan ketika
komputer pertama
kali dinyalakan. Software ini berfungsi pada saat
loading dan
transfer control untuk mengoperasikan sistem kernel
software.
Pengaturan boot
loader mempunyai peranan yang penting jika
komputer yang akan
diinstal mempunyai sistem operasi lain maka
dapat dipilih
sistem operasi mana yang akan digunakan.
Redhat 9
menyediakan dua software boot loader yaitu GRUB dan LILO.
Gambar 29.
Konfigurasi Boot Loader
Sistem operasi
Redhat Linux memerlukan setting konfigurasi jaringan.
Program instalasi
secara otomatis akan mendeteksi jenis network
device yang
sesuai. Selanjutnya masukkan alamat IP dan netmask.
Contoh penomoran
IP Address adalah 192.168.10.100
Sedangkan untuk
Subnetmask 255.255.255.0
Pengaturan IP
Address dan Subnet Mask harus disesuaikan dengan
konfigurasi LAN
yang dibangun agar masing-masing komputer dapat
bekerja dengan
baik.
Gambar 30.
Konfigurasi Jaringan
Konfigurasi Fire
Wall
Untuk meningkatkan
keamanan komputer pada network, Redhat Linux
menyediakan
Firewall Protection. Kita dapat memilih tingkat keamanan
yang diiginkan
seperti pada gambar di atas.
Gambar 31.
Konfigurasi Firewall
Di sini disediakan
3 tingkat keamanan yaitu
· High
Tingkat keamanan
ini hanya membolehkan koneksi sesuai dengan
defult setting
sehingga hanya dapat melakukan koneksi dengan
DNS replies dan
DHCP
· Medium
Tingkat mediium
memberikan batasan-batasan koneksi terhadap
source tertentu
dalam sistem.
· No Firewall
Pemilihan tingkat
keamanan No Firewall dapat dilakukan jika yakin
bahwa sistem
berada dalam jaringan yang dapat dipercaya.
Pengaturan Waktu
Pengaturan waktu
harus dilakukan agar waktu yang ditunjukkan pada
komputer sesuai
dengan tempat dimana komputer diletakkan.
Gambar 32.
Konfigurasi Waktu
Pengaturan User
Setelah proses instalasi
maka akan muncul setting pasword root
(administrator
jaringan). Pada proses ini diperlukan pengaturan
pasword root
(administrator). Proses ini sangat penting di dalam
sistem operasi
jaringan karena hanya pada level inilah hak akses total
dapat dilakukan.
Disamping root,
dapat juga ditambahkan user yang dapat
menggunakan sistem
ini dengan pasword sebagai user.
Gambar 33.
Konfigurasi Password Root
Setelah password
root ditentukan langkah berikutnya merupakan
proses pengkopian
file-file yang diperlukan ke dalam hardisk sampai
proses instalasi
selesai dengan ditandai tampilan yang menyatakan
bahwa
proses instalasi telah selesai.
0 komentar:
Posting Komentar